Panduan Lengkap Untuk Mengembangkan Keterampilan Digital

Panduan Lengkap Untuk Mengembangkan Keterampilan Digital – Kata-kata yang Anda cari ada di buku ini. Untuk konten yang lebih bertarget, silakan lakukan pencarian teks lengkap dengan mengklik di sini.

Disusun oleh : Fani Rosita Dwi Lestari BUKU SISWA LITERASI DIGITAL “Menjadi Pemimpin Hebat Pengguna Cinta Masyarakat”

Panduan Lengkap Untuk Mengembangkan Keterampilan Digital

Panduan Lengkap Untuk Mengembangkan Keterampilan Digital

1 siang 1 PANDUAN STUDI LITERASI DIGITAL UNTUK SISWA| 2023 OLEH : FANI ROSITA DWI LESTARI | P. ALKITAB | PRA-Jurusan PPG 2022-2023 | BUKU PANDUAN BELAJAR SISWA DIGITAL Buku pegangan ini merupakan pandangan pertama penulis mengenai tujuan dan manfaat literasi digital yang dapat dirasakan siswa dalam proses pembelajaran di kelas berikutnya. Karena pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan pembelajaran di era abad ini tidak hanya memerlukan kemampuan literasi dan numerasi yang baik, namun juga keterampilan digital. Pengalaman literasi digital di lingkungan pembelajaran dapat mengadaptasi, memfasilitasi dan memperkuat proses dan hasil belajar siswa. Dalam konteks ini, pendidikan digital profesional memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan kognitif, efektif, dan psikologis melalui kegiatan pembelajaran yang lebih baik, cepat, mudah, dan efektif. “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia”

Transformasi Digital Dalam Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi

P. 2 FAKTA Berdasarkan banyak penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga internasional, prestasi akademik pelajar di Indonesia tergolong sangat rendah di dunia, bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangga. Berdasarkan data dan bukti yang tersedia, penguatan keterampilan membaca dasar merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum pada tahun 2015 menekankan bahwa enam keterampilan pendidikan yang meliputi literasi, numerasi, sains, literasi digital, literasi keuangan, dan literasi budaya merupakan salah satu keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan seluruh warga negara. dunia, khususnya peserta pendidikan. Menyikapi dan menelusuri buruknya kemampuan membaca siswa di Indonesia, pemerintah memandang penting untuk melakukan upaya serius untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa di Indonesia. Upaya peningkatan pendidikan pada tingkat menengah sangat penting karena menjadi landasan untuk mendorong partisipasi dalam bidang pendidikan pada tingkat berikutnya. Salah satu upaya penguatan literasi di tingkat menengah adalah dengan penguatan literasi digital. Dalam program mendorong membaca digital, sekolah bersama pemangku kepentingan lainnya memfasilitasi dan mengembangkan budaya membaca yang terhubung dengan sistem digital. Panduan ini berfungsi sebagai acuan bagi kepala sekolah, guru, guru dan orang tua sebagai pedoman dan digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan membaca di lingkungan keluarga dan sekolah pada khususnya. Pembuatan manual ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang wajar dari seluruh pembaca sebagai bentuk upaya perbaikan diri untuk pengembangan di masa mendatang. Apabila tidak dilupakan, penulis berharap buku panduan ini dapat memberikan motivasi, kreativitas dan pengetahuan yang bermakna kepada sekolah, guru dan orang tua yang terlibat di dalamnya. Mataram, 29 Januari 2023 Penulis

Daftar isi HALAMAN JUDUL. …………………………………………. ………………………………………… .. …………………………… . 1 PENDAHULUAN ………… .. ………………………….. .. ………………………….. ………………. .. ………………………………………… …. . ……. 2 HAL …………………………………. . ………… … . ………………………………………… .. . . . . . . ………… . ……. ……………………………… …… ……. ……………………. 3 B. Ringkasan …………. ………. …………………………………. …….. ……. ……… 3 C. Keterbatasan …………………. …….. ……………….. …………………. ……………………………………………… .5 D. Analisis Buku Pegangan …………………………………………. ……. 5 E. Tujuan dan Manfaat …… 5 BAB DUA LANGKAH KEDUA PELAKSANAAN PENDIDIKAN DIGITAL DI SEKOLAH A. Uraian kegiatan….. …….. . ….. …… ………………………….. 7 B. Teknik yang Digunakan . …………… .. ….. …………………… ……………. ………………………….. 9 C. Pembagian Waktu …. …………… ……………………….. ….. ………………………… 10 D. Barang dan Perlengkapan …… …… …….. ……………………………… ………. …… …….. 11 E. Tingkat Kinerja Pembacaan Perangkat Digital …………………… .. .. …… ……… 11 F. Nilai yang digunakan …………….. ….. .. ….. …… ……….. 28 BAB TIGA TERTUTUP ……………. …… .. ….. ……………………………………….. …….. ……… …… .. ……….. 32 ALKITAB ………. ………. …………… ……………………… …….. ………………. ….. ……….. 33 LAMPIRAN … …….. ……….. ……. …………………… …….. …………………… 34

P. 3 BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 21 telah diwarnai dengan digitalisasi di berbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan. Kehadiran, buku sumber daya, tugas, penilaian, dan banyak bidang lainnya telah memperoleh manfaat lebih banyak dari kemajuan teknologi. Konsep literasi digital dapat digunakan sebagai ukuran kualitas pekerjaan siswa dalam lingkungan digital, dan memberikan para ilmuwan dan pengembang cara yang lebih efektif untuk merancang lingkungan yang lebih ramah pengguna. Mengingat pesatnya perkembangan teknologi digital, setiap orang harus dapat menggunakan berbagai keterampilan yang mereka miliki, termasuk keterampilan teknis, kognitif, dan sosial untuk melakukan tugas dan memecahkan masalah (Eshet & Alkalai, 2004). Oleh karena itu, mahasiswa PGSD harus memiliki literasi digital yang baik. Literasi digital sangat penting untuk dikuasai siswa secara umum, khususnya literasi informasi, literasi media, dan literasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT Literacy). Perkembangan informasi yang pesat memberikan manfaat bagi semua orang yang terlibat dalam pembelajaran. Literasi informasi menyatakan bahwa siswa dengan literasi informasi dapat mengidentifikasi dan menilai kebutuhan informasi, mencari informasi, menganalisis informasi, mengorganisasikan informasi, dan menyampaikan informasi dengan merespon dan mengatasi berbagai kebutuhan yang dihadapinya (Blas). , 2004). B. Deskripsi Singkat Literasi digital merupakan salah satu dari enam keterampilan utama yang harus dikuasai siswa saat ini. Literasi digital di sekolah menengah tidak lepas dari implementasi Global Literacy Program (GLS) yang dilaksanakan pemerintah. Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang tersedia melalui perangkat komputer. Bawden (2001) menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital berdasarkan literasi komputer dan literasi informasi. Literasi komputer meningkat pada tahun 1980an, sementara komputer menjadi lebih luas pada dekade 1990an-1n seiring dengan semakin mudahnya mengatur, mengakses, dan menyebarkan informasi melalui teknologi informasi yang canggih. Jadi, jika kita kembali ke pandangan Bawden, literasi digital lebih berkaitan dengan keterampilan teknis dalam mengakses, mengumpulkan, memahami, dan menyebarkan informasi.

P. 4 Secara umum, peluncuran inisiatif pengajaran membaca di sekolah didasarkan pada penilaian terhadap prestasi akademik rata-rata penduduk Indonesia yang dilakukan dengan menggunakan tes PISA, yang masih belum sesuai harapan. Rata-rata hasil tes membaca siswa Indonesia masih berada pada kelompok bawah dibandingkan negara peserta ASEAN. Hal ini terlihat dari hasil Program for International Student Assessment (PISA) yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Menyikapi dan menelusuri buruknya kemampuan membaca siswa di Indonesia, pemerintah memandang penting untuk melakukan upaya serius untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa di Indonesia. Upaya peningkatan literasi di sekolah menengah sangat penting karena sekolah dasar merupakan landasan bagi siswa pada jenjang pendidikan selanjutnya. Salah satu upaya untuk mendorong literasi pada tingkat menengah adalah dengan mendorong literasi digital. Penguatan pendidikan digital di sekolah menengah terkait dengan penguatan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Penguatan kegiatan intrakurikuler merupakan pengembangan keterampilan guru dalam bidang studi itu sendiri. Sedangkan yang perlu dilakukan di SMA itu sendiri adalah diselenggarakannya kegiatan-kegiatan dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tipe individu yang berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. 3. Motivasi, yaitu pengembangan keinginan siswa untuk mengembangkan kemampuan/bakatnya melalui kegiatan yang diminati. 4. Manfaat sosial, yang terus dilaksanakan tanpa melupakan kepentingan masyarakat. Sebagaimana diatur dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar dan Menengah, jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa: 1. Krida, misalnya: Pramuka, Latihan Kepemimpinan Siswa. (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Sekolah Bisnis Kesehatan (UKS), Tim Pengibar Bendera (Paskibra), dll. 2. Kegiatan sains, misalnya: Kegiatan Sains Remaja (KIR), kegiatan keunggulan akademik dan kesempatan pendidikan. penelitian, dan pelatihan bakat dan minat lainnya, misalnya: pengembangan bakat di bidang olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, drama, teknologi komunikasi, teknik, dll. 3. Agama, contoh: Tahfiz AL-QURAN, baca . dan tulisan AL-QURAN, marawis, tarik kembali; atau 4. Bidang pengembangan lain yang sesuai dengan prioritas dan analisis potensi dan minat siswa terhadap sekolah. Dengan kata lain, mendorong pendidikan digital di sekolah menengah tidak hanya tentang penggunaan internet untuk mencari informasi atau hiburan, tetapi juga tentang hal-hal yang belum diketahui di sekolah. Penerapan literasi digital dapat menjadi alternatif menarik dibandingkan pembelajaran menggunakan sumber daya digital. Saat ini, literasi digital dengan penggunaan, perilaku,

Mengembangkan Brand Pribadi Di Era Digital: Strategi Untuk Mahasiswa Dalam Berbisnis

P. 5 Kesadaran masyarakat tentang penggunaan media sosial bagi siswa SMA perlu dididik sesuai dengan cara penggunaannya dan menghindari penyalahgunaan, permainan yang menarik, pihak yang dirugikan oleh sumber komunikasi, dan pihak yang kurang mendapat perhatian pada waktunya. pengelolaan. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan digital ditentukan oleh penyediaan alat, baik bagi guru, siswa, maupun materi pengembangan guru; khususnya terkait dengan materi pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Buklet ini membahas literasi digital untuk sekolah menengah. Dalam kerangka ini, selain uraian singkat mengenai literasi digital, juga diuraikan tentang alat dan kegiatan serta aspek positif literasi keuangan dalam pembelajaran kolaboratif. Namun di beberapa daerah terdapat kegiatan yang dapat dan/atau telah dilaksanakan pada pendidikan menengah. Buku pegangan ini diharapkan dapat memperkuat pendidikan digital di sekolah sehingga dapat membantu guru dan siswa, khususnya di tingkat menengah atau sejenisnya. Oleh karena itu, materi disusun dengan mudah sehingga para guru sekolah dapat dengan mudah memahaminya, menggunakannya dan memperbaikinya sesuai dengan situasi dan lingkungan sekolah. C. Buku Pedoman Evaluasi Literasi Digital memuat materi-materi terkait intrakurikuler dan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah terkait literasi digital. D. Petunjuk Pembelajaran Buku Panduan Agar guru dapat memahami Buku Panduan Membaca secara menyeluruh, maka perlu dilakukan petunjuk-petunjuk berikut ini. 1. Peserta membaca dan menganalisis buku dengan cermat 2. Peserta mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cermat

Artikel Terkait

Leave a Comment